Selasa, 22 Juli 2008
=========================================================
Angin
Senin, 21 Juli 2008
Ayo Main – Main ke Lamin Saya
Dua orang pemuda dari jawa sengaja datang ke Kalimantan mengunjungi teman lamanya. Sesampainya di Tenggarong, Kalimantan Timur, mereka berkenalan dengan seorang wanita suku Dayak yang cantik dan putih dengan dandanan cukup sexy.
Setelah ngobrol ngalor – ngidul, sang wanita itupun berkata kepada kedua pemuda tersebut, “Ayo, main – main ke lamin saya !”. Sambil menarik tangan pemuda tersebut dan mengajaknya pergi, dengan perasaan tidak karuan dan otak ngeres ( tiiiiiiiit, fikiran ngeresnya di sensor dulu ach ...) sang pemudapun nurut saja. Setelah akhirnya sampi ke tempat tujuan sang wanitapun berkata, “Ini lamin saya, silahkan masuk ke lamin saya !” Ternyata yang di maksud lmin oleh wanita tersebut adalah rumah, karena dalam bahasa Dayak lain itu memeng berarti rumah.
Kedua pemuda itupun tersenyum dan masuk seraya malu pada diri sendiri karena sudah berfikir yang tidak – tidak ( eehh.. ntah dia malu atau gendok karena fikirannya gak kesampayan ) Hiks.. Hiks .. Kita tunggu az sampai si pemuda jujur dan mau bercerita tentang perasaan yang sebenarnya ia rasakan pada saat itu, karena saat ini saya tau dia pasti membacanya. Hahahahahaha . . .
Jangan Asal Mangga
Beberapa tahun lalu saat saya masih duduk di bangku SMA di Bandung, saya mempunyai seorang sahabat yang tertarik sekali dengan bahasa sunda, sementara dia sendiri adalah suku melayu asli gak pake tapi … Hehe
Saat itu dia berlibur dan menginap di rumah saya, tentu saja dia meminta saya mengajarinya berkomunikasi dengan bahasa sunda, karena dia berminat melanjutkan sekolhnya di
Suatu hari kami jalan – jalan dengan menggunakan jasa bus. Kebetulan kami duduk terpisah karena tak ada lagi kursi untuk duduk bareng, dia duduk lebih depan daripada saya. Seperti biasa sang kondektur memintai ongkos kepada penumpang.
“ Punten teh !!!“ kata kondektur pada teman saya itu.
“ Mangga !!!” jawab sahabatku dengan wajah polos dan sopannya.
Serentak semua penumpang di bus itu tertawa termasuk saya. Tapi saya langsung nyubit dia dari belakang dan memberitahunya bahwa sang kondektur bermaksud meminta ongkos, diapun akhirnya mengerti dan merasa malu. Akhirnya sahabat saya minta maaf pada kondektur tersebut sambil menyerahkan sejumlah uang sebagai ongkosnya. Hehe …
Makanya coy, jangan asal mangga !!!!! Hiks hiks ...
Minggu, 13 Juli 2008
1. HIV = Hanya Impian Velaka, hiks hiks ... pake pleSETAN ..!!
2. AIDS = Akibat Impian Dipendam Setahun, mbeee... samapi jenggotan kali yeee...!!!
3. PMS = Pedihnya Menanti Sentuhanmu
4. SARS = Sakit Akibat Rasa Suka
5. TBC = Tekanan Bathin Cinta
6. SAKAW = SAkit KArena engkaWWWWWW
7. KOLERA = KOk LoE ngga ngeRAsa sih ?
8. FLU = Feeling Lonely, Uuuhh .....
9. PUSING Ya minum obat dong, huahahahahaa
nb : bwT kk ku teh Jasmine, makasi dah sayang n baik bGt ma aku. Aku sayaaang bgt ma teteh !! Teteh juga dah ngajarin aku banyak hal yang tentunya berguna. Luv u teh !!!
Setelah menunggu beberapa lama, akhirnya mobil Colt Pickup Angkudes (angkutan pedesaan) yang ditunggunya datang juga. Setelah mobil berhenti, kernet menyuruh Paijo naik. Walaupun mobil Colt Pickup sudah penuh penumpang ibu-ibu yang mau ke pasar, tapi Paijo memutuskan untuk naik juga karena mobil berikutnya baru akan lewat sekitar satu jam lagi itupun belum tentu ada tempat kosong.
"Tak apalah, yang penting nyampai", pikirnya.
Akhirnya, Paijo mengangkat keranjangnya hendak dimasukkan ke dalam mobil tapi ibu-ibu sepertinya keberatan karena tempatnya sudah terlalu sempit. Tapi bukan Paijo kalau begitu saja sudah menyerah. Paijo melihat masih ada tempat untuk keranjangnya yaitu di antara kakinya ibu-ibu. Maka dengan sedikit mengiba-iba Paijo minta ijin pada ibu-ibu, begini katanya :
"Ibu-ibu, maaf... tolong buka kakinya bu... supaya saya bisa memasukkan burung saya ke sela-sela kaki ibu..."
Mendengar kata-kata Paijo, kontan saja ibu-ibu dan kernet gaduh. Ada yang ketawa ada yang memaki-maki Paijo karena dianggap pelecehan dan berkata tidak senonoh. Menyadari adanya kesalahpahaman, maka Paijo segera memberi penjelasan.
"Ibu-ibu... tenang... tenang, maksud saya adalah burung perkutut milik saya yang ada dalam besek di keranjang ini lho. Bukan burungnya saya..."
Setelah mendengar penjelasan Paijo, akhirnya mereka hanya tertawa terpingkal-pingkal. Dasar Paijo.
Cerita kiriman dari teh adel ( jasmine_lym09 )